KISAH SAFA MUARA
Gadis cilik itu bernama Alena, yah..
Alena, jika di lihat sekilas gadis itu memang tidak berbeda sama sekali dengan
gadis-gadis cilik pada umumnya yang masih duduk di bangku SD. Yang setiap pagi
harus berangkat sekolah dan pulang siang, memakan roti selai kacang pada musing
dingin dan bermain dengan anjing kesayangannya setiap ia pulang sekolah. Tapi
menurutku Alena berbeda, sangat berbeda. Dia memiliki.. mata merah. Mungkin
memang terlihat aneh, atau bahkan hanya Saya sendirilah yang menyadari mata
merahnya itu. Entah karena tidak ada yang memperhatikannya atau memang mata
merahnya itu hanya di tunjukkan padSaya ?? entahlah. Yang pasti terkadang Saya
merasa sedikit merinding ketika menatap matanya, oleh karena itu Saya enggan
menatap matanya terlalu lama. Mungkin juga terlihat sangat konyol saat seorang
mahasiswa seperti Saya harus takut dengan sorot mata anak SD. Tapi.. itulah
yang Saya rasakan.
Dan malam ini, Alena benar-benar
berhasil membuatku tidak bisa tidur. Ini karena kejadian tadi sore saat
tiba-tiba ia bermain dengan anjingnya di pekarangan rumah. Tidak biasanya Alena
bermain dengan anjingnya sore hari, ia selalu bermain dengan Bulgigo anjing
kesayangannya itu siang hari ketka ia pulang sekolah. Sedikit cerita tentang
Bulgigo, Saya juga sebenarnya agak paranoid jika menceritakan tentang bulgigo.
Mungkin karena Saya di besarkan dari keluarga yang tidak begitu menyukai anjing
pada umumnya, Bulgigo adalah anjing berwarna hitam legam yang ukuran tubuhnya
bisa di bilang sangat besar di banding anjing-anjing tetanggSaya yang lain,
bahkan ketika Alena membungkuk di sebelah anjingnya ia terlihat lebih kecil
daripada bulgigo. Bulgigo juga memiliki taring yang panjang dan gigi agak
kotor, ekor yang panjang mendongak keatas, dan terkadang aumannya seperti
serigala. Terkadang ku berfikir, Apa gadis cilik seperti Alena itu tidak tSayat
dengan sosok anjing yang menyeramkan seperti itu?? Hanya membayangkan saja terkadang
Saya ngeri.
Kembali lagi ke topik semula, yah.. tadi
siang saat Alena bermain dengan bulgigo. Tepat sekali bersamaan dengan Saya
pulang kuliah, dengan mengendarai sedan kesayanganku, sebenarnya Saya tidak
berminat sama sekali untuk melihat Alena dan anjingnya kerena Saya terlalu
capek dan ingin segera beristirahat, tapi Saya merasa ada
yang memperhatikanku sejak tadi. Setelah Saya
melhat sekelilingku, tidak ada siapa-siapa disana kecuali Alena dan anjingnya
Bulgigo.
Ingin sekali Saya menghindari tatapan
mata merahnya yang aneh, tapi kali ini Saya seperti terbiyus. Saya tidak bisa
mengalihkan pandanganku hingga tubuhku gemetar hebat, bulu kudukku berdiri, Saya
merasa sore ini udara sedang tidak bersahabat hingga menimbulkan aura mistis di
kulitku. Tatapan itu menurutku cukup lama, 5 menit. Sebelum akhirnya teriakan
mamahku dari dalam rumah membuyarkan biyusan mata merah Alena sore itu.
“Iyah mah, Saya pulang” Saya segera lari
menghampiri mamahku dengan ribuan pertanyaan di otakku, apa yang barusan gadis
cilik itu lakukan pada Saya??
“Kamu lapar sayang? Mamah sudah
membuatkan biskuit teddy kesukaanmu” Mamah selalu membuatkan biskuit teddy
untukku setiap hari jumat menjelang liburan hari sabtu dan minggu. Ayolah mah,
anakmu ini sudah kuliah, ia sudah dewasa, dan sudah tidak suka lagi dengan
biscuit teddy. Tapi, ah.. yasudahlah, jika ini membuat mamah bahagia, akan Saya
lakukan.
***
Dan.. yah. Itulah sebab mengapa malam
ini Saya tidak bisa tidur. Terbayang mata merah Alena. Saya semakin penasaran
dengan kehidupan Alena yang sebenarnya, karena diam-diam Saya
memperhitikan gerak-gerik keluarganya, atau memang hanya Saya saja yang
sebenarnya terlalu tertarik untuk mengetahui misteri keluarga Alena ??
*Bersambung*
Lanjutkan membaca...
No comments:
Post a Comment