Wednesday, February 14, 2018

Cerita horor || Alena 2

Aku tidak pernah melihat Nyonya Meri sebelumnya, ibu Alena. Meski hanya untuk sekedar keluar dari rumah. Dan yang aku tau dari beberapa tetanggaku, Alena itu terlahir tanpa Ayah, yah mungkin saja memang ibunya dulu bermain dengan beberapa laki-laki bajingan dan akhirnya lahirlah Alena tanpa ayah.

Tapi tidak, perkiraanku salah, Nyonya Meri adalah wanita yang tidak pernah keluar rumah, menghabiskan seluruh masa remajanya di dalam rumah semenjak kematian kedua orang tuanya  25 th yang lalu, Saat itu Nyonya Meri berusia 15 tahun. Dan saat berusia 28 tahun tiba tiba Nyonya Meri melahirkan seorang bayi perempuan yaitu Alena. Padahal, ia tidak pernah keluar rumah selama 25 tahun belakangan itu, ada yang mengira bahwa itu adalah anak dari penjaga rumah Nyonya Meri sendiri, tapi setelah di lihat Alena tidak ada mirip-miripnya dengan Tuan Boutros penjaga rumah Nyonya Meri, lalu bagaimana ia menghidupi keluarganya selama ini, jika memang benar Nyonya Meri tidak pernah keluar rumah ??

Ah.. aku sendiri masih penasaran dan berminat ingin membuka rahasia besar keluarga Alena meski terkadang mamahku selalu mengalihkan ketika aku bertanya tentang Nyonya Meri dan keluarganya. Aku tau semua cerita itu dari tetangga sebelah barat rumahku, karena sebenarnya aku bukan penduduk asli Moskow, aku pindak dari Irlandia beberapa tahun yang lalu. Dan perlu kalian ketahui, aku belum pernah bertemu dengan wajah asli Nyonya Meri. Aneh bukan ?? Sedangkan aku sudah pindah kesini sejak 4 tahun yang lalu.

Malam ini aku tetap mencoba untuk menutup mataku, meski besok adalah hari libur, tapi aku tetap memiliki jadwal padat sejak pagi. Membantu mamah di rumah, hingga mengerjakan beberapa tugas kuliah yang masih menumpuk.

Dan sekitar 2 jam kemudian aku baru terlelap dalam tidur, sayangnya 1 jam kemudian mamahku harus mengetuk-ngetuk pintu kamarku karena jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Ah.. Ssiall, aku hanya tidur 1 jam semalaman. Aku memang sengaja membuat perjanjian dengan mamahku hari ini untuk bangun pagi, berolahaga dan membersihkan pekarangan rumah yang sudah mulai kotor. Ini kesempatanku untuk memperhatikan rumah Alena sejak pagi, siapa tahu aku menemukan beberapa petunjuk.

***

Ketika aku berolahraga pagi dan melewati depan rumah Alena, aku melihat sosok bayangan seorang laki-laki yang tinggi besar dan sepertinya berambut agak panjang, aku menyebutnya laki-laki karena bayangan tubuh itu tinggi besar. Aku penasaran siapa bayangan itu ?? tidak mungkin jika ku jawab Tuan Boutros, sedangkan yang aku tau Tuan Boutros badannya sudah agak membungkuk karena di makan usia. Aku coba bertanya keanehan itu pada mamahku tapi mamah selalu mengatakan tidak ada siapa-siapa di rumah itu kecuali Nyonya Meri, dan anaknya Alena.

Aku sedikit percaya meski masih terasa ganjil, karena bagaimanapun juga mamahku pernah bertemu dengan Nyonya Meri meski cuma sekali selama 4 tahun kami disini, dari cerita mamahku sih Nyonya Meri itu adalah wanita yang sangat cantik, kulitnya putih mulus dan rambutnya hitam panjang, hanya saja.. wajahnya terlihat agak pucat dan seperti kelelahan. Ada apa dengan Nyonya Meri ??

Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, setelah berlahraga dan beakfast aku segera mandi dang anti baju untuk membersihkan pekarangan rumah seperti perjanjianku kemaren dengan mamah.

Di tengah-tengah membersihkan halaman rumahku, aku melihat Tuan Boutros keluar dari gerbang rumah Alena. Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, tanpa seizin mamah aku langsung lari menghampiri Tuan Boutros.



“Selamat pagi Tuan Boutros, senang sekali bisa bertemu dengan anda” aku coba mengajaknya bicara dengan senyum merekah di bibirku, sayangnya Tuan Boutros terlihat sangat dingin.

“Selamat pagi Sava, sebelumnya aku tidak terlalu mengenalmu kecuali hanya sebuah nama” kemudian ia berlalu begitu saja. Ah.. sial!! Mengapa orang-orang yang ada dalam keluarga ini sangat aneh, tidak Nyonya Meri, Alena, Tuan Boutros atau bahkan anjingnya Bulgigo.



Dari halaman rumah, terdengan suara mamah memanggilku, memecahkan lamunanku yang mulai curiga kembali dengan kehidupan Alena yang sebenarnya.

“Iya mah, Sava kembali” Aku segera berlari kembali ke rumah.

“Apa yang kamu lakukan barusan dengan Tuan Boutros??” Mamah sepertinya tidak suka aku berbicara dengan Tuan Boutros, tapi sayangnya mamah tidak mengungkapkan alasan yang masuk akal.

“Aku hanya menyapanya biasa kok mah, memangnya kenapah??”

“Ah.. tidak apa-apa. Lain kali kamu tidak usah menyapa siapapun dari keluarga Nyonya Meri, bahkan Tuan Boutros atau anjingnya sekalipun”

“Memangnya kenapa mah?? Aku kan hanya sekedar say hello, lagian sudah 4 tahun kita pindah ke moskow tapi kita sama sekali tidak mengenal mereka, padahal kita tetanggaan mah. Keluarga mereka aneh ya mah?? Kira-kira……….” Belum ku teruskan ucapanku mamah segera memotong pembicaraanku.

“Sudahlah, jangan banyak bicara, kamu tidak perlu tahu banyak hal tentang Alena gadis cilik itu dan keluarganya. Itu tidak penting, yang penting itu kamu harus kuliah yang rajin”

“Tapi mah, mereka itu….”

“Cukup Sava, mamah membenci kamu yang terus membahas kecurigaan dan keingintahuanmu itu. Mamah peringatkan sekali lagi, jangan coba-coba ikut campur dalam urusan keluarga Alena”



Aku hanya bisa diam, baru kali ini mamah semarah itu. Kini kecurigaanku tidak hanya pada Alena kecil dan keluarganya, tapi juga pada mamahku sendiri. Apa yang sebenanya terjadi pada mamahku sehingga ia sampai marah seperti itu ??



Sudahlah, kuteruskan kembali memotong rumput hingga tamanku terlihat indah kembali, setelah itu aku cuci tangan dan kembali lagi ke kamar. Inilah saatnya aku berfikir dan mencoba untuk menjadi seperti apa yang aku inginkan. Detektif.. yah. Aku akan mengupas sendiri masalah ini, kecurigaanku selama ini pada Nyonya Merie, pada Bayangan laki-laki tinggi besar, pad Alena si mata merah, dan pada mamahku sendiri yang tiba-tiba marah tidak jelas saat aku menghampiri Tuang Boutros tadi.



*Bersambung*
cerita sebelumnya...

No comments:

Post a Comment

Kisah romantis || cerita tentang dia