Tuesday, February 20, 2018

cerita horo II Alelna 4



Ketika aku memasuki ruangan yang aku sendiri tak tau ruangan apa itu, aku sadar bahwa aku tidak lagi didalam alamku sendiri, terkadang manusia bisa masuk kedalam alam yang berbeda dalam waktu sekejap tanpa ia sadari.

Aku mulai mencium bau anyir yang sangat menyengat, selain itu juga bau daging busuk yang benar-benar tidak sedap. Rasanya aku ingin muntah, tapi ku tahan. Karena aku ingin menyusuri seluruh lorong yang ada dalam ruangan ini.



Aku mulai memasuki sebuah ruangan aneh, mungkin itu adalah kamar Alena, karena di pintu itu tertulis Alena’s room. Aku coba masuk, dan.. tidak ada yang aneh disana, hanya sebuha kursi goyang di pojok ruangan dan.. yah, Alena terduduk disana membelakangiku, Tapi.. bukankah Alena tadi sedang bermain diluar bersama Bulgigo?? Ah masa bodoh!! aku coba mendekat dan ku beranikan untuk menyentuh pundaknya setelah ku rasa Alena tidak mendengar panggilanku ketika aku memanggilnya berulang-ulang tadi.



“Alena.. ini aku Sava, tetangga sebelah rumahmu. Kenapa kamu hanya diam ? aku hanya ingin sedikit tahu tentang kehidupanmu yang terlalu misterius menurutku ‘’ Sayangnya Alena hanya diam.

Tapi kemudian Alena membalikkan badannya dan membuatku terkaget-kaget setengah mati, hampir saja aku tak percaya kalau Alena ternyata hanya memiliki 1 mata yang besar di kepalanya. Dan ia tersenyum memperlihatkan gigi-giginya yang hitam mengeluarkan bau busuk.

Aku penasaran dan bertanya, “Siapa kamu? Alena tidak seperti ini. Alena adalah gadis kecil yang cantik dan tidak kotor seperti dirimu”

Sayangnya Alena hanya tertawa kecil dan berlari keluar kamarnya, aku berniat untuk mengikuti Alena dari belakang, ku ikuti setiap langkahnya. Dan ia… seperti mengambang di udara, bulu kudukku seketika itu juga merinding hebat. Apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini??



Ku ikuti terus langkahnya hingga ia berhenti di sebuah ruangan yang sangat besar. Sepertinya ini ruang makan, tapi buat apa ruang makan sebesar ini?? Bukankah di rumah ini hanya ada Alena dan Nyonya Meri saja??

Alena terus berjalan seolah menunjukkan padaku apa yang sebenarnya terjadi, ia duduk di sebelah kanan tepat di sebelah kursi utama. Aku masih memandanginya dari jarak yang lumayan dekat, di kursi utama itu aku melihat seorang wanita berambut hitam legam yang panjang, hampir sekaki panjangnya, apa itu benar Nyonya Meri?? Lalu kenapa ia hanya menunduk?? Sesaat setelah pikiranku bertanya-tanya Nyonya Meri mulai menggerakkan kepalanya, sepertinya ia akan menatapku, yah aku akan melihat wajah Nyonya Meri yang asli saat yang sangat aku tunggu-tunggu selama ini.



Tapi…. Ya Tuhan, aku memekik tertahan melihat apa yang ada di hadapanku saat ini. Apa benar ini Nyonya Merie yang selama ini di bicarakan tetangga-tetanggaku?? Dia.. dia tidak memiliki wajah, mukanya rata tanpa mata, hidung dan bibir. Ingin sekali aku lari sekencang mungkin meninggalkan rumah misteri ini, tapi kembali ku ingat bahwa ini adalah sebuah misi, seorang detektif tidak boleh takut dengan apapun dan bahkan harus merelakan nyawanya sendiri untuk sebuah penelitian. Untung aku tidak lupa sedari tadi aku masuk ruangan, kamera kecil yang terpasang di kerah bajuku ini telah menyala. Kini aku bisa merekam semuanya dan aku akan menyebar luaskan berita mengenai keluarga misterius ini.


cerita sebelumnya...

No comments:

Post a Comment

Kisah romantis || cerita tentang dia